Popular Post

Posted by : Unknown Saturday, January 18, 2014


RESENSI NOVEL CINTA DALAM 

GELAS


Judul              : “Cinta di Dalam Gelas”
Penulis           : Andrea Hirata
Penerbit         : Bentang Pustaka Yogyakarta
Cetakan          : Kelima, Mei 2011
Jenis Buku     : Novel
Tebal Buku    : 270 Halaman

            Andrea Hirata adalah penulis novel best seller asal Belitong yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1982. Ia merupakan penulis novel fenomenal Laskar Pelangi. Selain menulis novel Laskar Pelangi, Ia juga menulis Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Keempat novel tersebut tergabung dalam tetralogi. Keempat novel tersebut juga sudah terbit dalam edisi internasional di berbagai negara.

            Setelah keempat novel tersebut, Andrea Hirata kembali menulis. “Cinta di Dalam Gelas” adalah novel keenam yang Andrea tulis. Novel ini terbit setelah novel Padang Bulan. Yang menarik, novel ini merupakan novel kedua dwilogi Padang Bulan.

            Novel “Cinta di Dalam Gelas” ini menceritakan tentang  kehidupan social masyarakat melayu. Dalam novel ini Ikal sebagai tokoh utama yang bekerja di warung kopi pamannya. Lewat warung kopi itulah ia menemukan banyak pelajaran hidup yang sangat penting.

Kebiasaan – kebiasaan orang melayu di Belitong diceritakan dalam novel ini. Dimulai dari cerita tentang warung kopi, tempat berkumpulnya orang – orang Belitong sampai apa saja yang mereka lakukan dan dbicarakan diwarung kopi itu. Yang menarik dari novel ini adalah Ikal yang  mampu menemukan filsofi tentang kopi dan penikmatnya.

Novel ini juga menceritakan tentang Enong dengan caturnya. Dari mulai belajar sampai mengikuti  kejuaraan catur. Enong yang belajar catur bertujuan untuk membalaskan rasa dendam terhadap mantan suaminya yang juga juara catur disana. Dengan bantuan Ikal akhirnya Enong dapat mengalahkan mantan suaminya. Namun Ikal juga meminta bantuan terhadap teman masa kecilnya Detektif M. Nur untuk membantu Enong.

Novel “Cinta di Dalam Gelas” ini menyajikan suguhan yang menarik seputar masyarakat Belitong. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami, sehingga dapat dibaca oleh segala usia, khususnya remaja. Apalagi filosofi-filosofinya sangat menarik dan ilmiah.

Sayangnya, novel ini tidak menceritakan perjuangan Ikal, Detektif M. Nur, dan Enong seperti novel pertamanya, Padang Bulan. Padahal pada novel Padang Bulan, para pembaca berharap mendapat cerita kelanjutan usaha mencari kerja yang dilakukan Ikal dan Detektif M. Nur. Yang diceritakan hanya kisah Enong dan caturnya. Andai kisah Ikal dan Detektif M.  Nur dalam usaha melepas masa penganggurannya  disisipkan dalam novel ini, novel ini akan benar-benar lengkap.

Dari novel “Cinta di Dalam Gelas” ini, kita dapat mengambil banyak pelajaran. Bahwa segala sesuatu ada hikmah dan pelajaran. Bahkan kita bisa belajar dari siapa saja dan apa saja yang ada disekitar kita, walaupun dari segelas kopi.

Menurut saya novel “Cinta di Dalam Gelas” ini sangatlah bagus bagi             kalangan pelajar seperti kita. Karena novel ini mencoba memberikan pesan moral kehidupan yang dialami oleh masyarakat, terutama masyarakat belitong. Dan pesan yang disampaikan itu sangatlah bermanfaat bagi kita, khususnya pelajar yang sedang labil dalam menjalani kehidupan.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © My Second World - Life Is Simple - Powered by Blogger - Designed by Mdanan13 -